Kota Tanjung Pinang
Kota Tanjung Pinang - Tanjungpinang atau (disingkat Tg. Pinang) adalah ibu kota dari Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia.
Yang terletak di koordinat 0º5' Lintang Utara dan 104º27' Bujur Timur, tepatnya di selatan Pulau Bintan.
Merupakan kota yang syarat akan adat dan istiadat melayu.
Dengan luas wilayah sebesar 239,50 kilometer persegi da jumlah penduduk mencapai 143.378 orang.
Kota tanjungpinag memiliki kondisi geografis yg sebagian berbukit-bukit dan lembah-lembah landai sampai ke tepi laut.
Kondisi geografis yang terdiri dari beberapa pulau merupaan keistimewaan sendiri bagi Kota Tanjungpinang,
Salah satunya pulau yang sarat dengan sejarah adalah Pulau Penyengat,Pulau ini tidak terlalu besar, hanya 3,5km2 akan tetapi di pulau ini terdapat banyak peninggalan,berupa cagar budaya dengan wujud bangunnan-bagunan arsitektural,makam dan situs-situs sejarah.
Selai itu pulau penyengat terletak pada lokasi yang sangat strategis yaitu berada di sebelah barat kota Tanjungpinag, dan untuk menjangkaunya hanya membutuhan waktu tak lebih dari 15 menit dengn transportasi laut.
Semenjak tahun 1784, Tanjungpinang mulai tumbuh menjadi sebuah kota yang juga berperan sebagai bandar dagang.
fugsi dan kedudukan sebagai pusat perdagangan menjadikan Tanjungpinang sebagi kota penting di sumatra bagian timur sesudah medan dan palembang.
selain itu Tanjungpinang juga pernah ditetapakan sebagai ibukota kepresidenan belanda untuk wilayah yang cukup luas, yaitu sampai sebagian sumatra bagian tengah dan sebaian sumatra bagia utara.
Pada tahun 1983, sesusai dengan peraturan pemerintah nomor 31 tahun 1983 taggal 18 oktober 1983 telah dibentuk kota administratif Tanjungpinang yang membawahi kecamatan Tanjungpinang timur dan Tanjungpinag barat.
Selanjutya pada tahun 2001 sesuai SK mendagri nomor 5 tahun 2001 taggal 21 juni 2001,Kota Administratif Tanjungpinang berubah menjadi Kota Tanjungpinang dengan membawahi 4 Kecamatan yaitu Kecamatan Tanjungpinang Kota,Kecamatan Tanjungpinang Barat, Kecamatan Bukit bestari, dan Kecamatan Tanjugpinag Timur.
Kota ini memiliki cukup banyak daerah parawisata seperti Pulau Penyengat yang hanya berjarak kurang lebih 2 mil dari pelabuhan laut Tanjungpinang - Pelabuhan Sri Bintan Pura,Dan
Pantai Trikora dengan pasir putihnya terletak kurang lebih 65 km dari kota, dan pantai buatan yang terletak di garis pantai pusat kota sebagai pemanis atau wajah kota (waterfront city).
Pelabuhan Laut Tanjungpinang - Pelabuhan Sri Bintan Pura memiliki kapal-kapal jenis feri dan feri cepat (speedboat) untuk akses domestik ke pulau Batam dan pulau-pulau lain seperti; kepulauan Karimun dan Kundur, serta kota-kota lain di Riau daratan, juga merupakan akses internasional ke negara Malaysia dan Singapura.
Sejarah Pulau Penyenagat
Pulau penyegat adalah pusat kerajaan Riau-Lingga yag saat ini merupakan bagian dari Kota Tanjungpinang.
Dahulu pulau yang berhadapan dengan kuala sungai riau ini selalu menjadi tempat pembarhentian para pelaut yang leawat di kawasan ini, Terutama untuk mengambil air tawar.
Konon ketika para pelaut yang sedang mengambil air tersebut di serang oleh sejenis lebah yang di sebut penyengat.
Sejak saat itu itu lah pulau ini dinamaan pulau penyengat hingga sekarang.
Pulau ini kemudian di jadikan pusat kubu pertahanan kerajaan Riau oleh Raja Haji yang di pertuan muda Riau IV(yang termasyur dengan gelar Raja Haji Fisabililah/Marham Teluk Ketapang)
ketika melawan belanda pada tahun 1782-1784..
Diantara peninggalan Sultan Riau yang terdapat di pulau penyengat adalah bukti sejarah pada masa lampau Yaitu:
1.Mesjid Agung Sultann Riau
2.Empat buah komplek makam Raja
3.Dua buah bekas Istana dan beberapa gedung lama,
4.Beteng pertahanan,tempat pemadian,sumur dan bekas taman dan lainnya
Berdasarkan Sulalatus Salatin kawasan kota ini merupakan bagian dari Kerajaan Melayu, setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugal,
Sultan Mahmud Syah menjadikan kawasan ini sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Malaka.
Kemudian menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Johor, sebelum diambil alih oleh Belanda
Terutama setelah Belanda menundukan perlawanan Raja Haji Fisabilillah tahun 1784 di Pulau Penyengat.
Pada masa kolonial Belanda,
Tanjungpinang ditingkatkan statusnya menjadi pusat pemerintahan Residentie Riouw pemerintah Hindia-Belanda.
Kemudian di awal kemerdekaan Indonesia, menjadi Kabupaten Tanjung Pinang.
Setelah menjadi Kota Administratif - Kabupaten Tanjung Pinang hingga tahun 2000, berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2001, pada tanggal 21 Juni 2001, statusnya menjadi Kota Tanjungpinang.
Pusat pemerintahan yang semula berada di pusat Kota Tanjungpinang di pemukiman padat penduduk kemudian dipindahkan ke Senggarang (bagian utara kota) sebagai pusat pemerintahan.
Hal ini ditujukan untuk mengimbangi kesenjangan pembangunan dan kepadatan penduduk yang selama ini berpusat di kota lama (bagian barat kota).
Wilayah
Wilayah administrasi pemerintahan Kota Tanjungpinang dibagi menjadi 4 kecamatan dan 18 kelurahan.
Kecamatan-kecamatan di Kota Tanjungpinang adalah: Tanjungpinang Barat, Tanjungpinang Kota, Bukit Bestari, dan Tanjungpinang Timur
Iklim da Musim
Kota Tanjungpinang' maupun Pulau Bintan keseluruhan beriklim tropis dengan temperatur 23 °C – 34 °C. Tekanan udaranya berkisar antara 1.010,2 mbs dan 1.013,7 mbs.
Secara resmi memiliki musim kemarau dan musim penghujan. Tidak ada perbedaan musim yang mencolok di daerah ini. Hujan dapat turun sepanjang tahun. Namun setiap akhir sampai dengan awal tahun terjadi "Angin Utara" yang sangat berbahaya dengan gelombang yang sangat kuat.
Suku
Suku Melayu merupakan kelompok etnik yang dominan di kota ini, selain itu terdapat juga etnik Tionghoa, Jawa, Minang, Bugis dan Batak. Sementara bahasa yang digunakan umumnya Bahasa Melayu selain dari pada Bahasa Indonesia.
Nah begitulah kira" sejarah dari Kota Tanjunpinang yang di ambil dari berbagai sumber...
semoga bermanfaat...:D
0 Response to "Kota Tanjung Pinang"
Post a Comment
Sebelum memberikan komentar harap di baca dulu
1. komen lah sesuai artikel yang sedang dibahas
2. Jangan Memasukan Link Aktif,
3. Komentar Singkat yang tidak relevan tidak akan di Publikasikan.